Struk Belanja Adalah Bukti Pembelian Yang Kita Lakukan Saat Bertransaksi
Terkadang Kita Bisa Tertipu Loh Dengan Struk Yang Kita Terima Sehingga Otomatis Merugikan Kita Sebagai Konsumen Atau Pembeli Untuk Mencegah Agan Tertipu Oleh Modus-Modus Struk
Mari Disimak Tulisan Ane
1.Total Belanja Yang Tidak Sesuai
Saat Menerima Struk tiba-tiba muncul barang yang tidak kita ambil,tetapi tercantum ke dalam struk belanja kita... Kecurangan seperti ini mudah terjadi pada kasir yang tidak dilengkapi dengan display mesin hitung yang menghadap ke pelanggan... Kalau ada monitor yang ikut menampilkan display tersebut, kita mudah memantau inputan harga belanja kita. Bila tidak ada, satu-satunya cara mengkonfirmasi belanja adalah dengan memeriksa kembali struk belanja kita.
2.Double Input
Setiap kali mengambil barang belanjaan dari rak toko, kita pasti menghitung dalam kepala, walaupun secara kasar beberapa kira-kira total belanja kita nantinya... Pernah ada kawan yang heran karena total harga belanjaanya melebihi perhitungan kasarnya. Setelah struk diperiksa ternyata ada item yang terinput dua kali. Bisa jadi human error ini terjadi saat kasir juga sudah mulai lelah, atau perhatiannya lagi teralih sehingga konsentrasinya sedikit buyar.Kalau harga barangnya yang terinput dobel kecil, mungkin selisihnya tidak terlalu memberatkan. Tapi bagaimana bila harga barangnya rada mahal? Jika tidak hati-hati kita bakal rugi besar pula, membayar barang yang tidak kita beli.
3.Belanja Yang Tidak Semestinya
Peluang kecurangan ini bisa terjadi kalau belanjaan kita bejibun sehingga kita jadi susah mengingat satu per satu belanjaan kita. Jadi kalau ada satu dua produk yang diselipkan ke dalam belanjaan, kita tidak mengetahuinya sampai kita mengecek ulang dafar belanja pada struk.
4.Ketahuan Ada Diskon
Seringkali kita mengetahui ternyata belanjaan kita dikenai diskon saat mengecek struk belanja. Apakah diskon tersebut berupa potongan tunai atau diskon barang seperti diskon “buy one get one free”. Jika kita tidak teliti, membiarkan struknya masuk di tempat sampah kasir dan kebetulan kasirnya itu kasir nakal, maka potongan tunai atau barang gratis tersebut bisa disalahgunakan untuk keuntungan pribadinya
5.Donasi
Beberapa toko biasa memiliki program amal dengan menggunakan recehan dari transaksi belanja pelanggannya. Misalnya total belanjaan kita sebenarnya Rp 54.315. Untuk memudahkan transaksi, angka ini biasa dibulatkan dengan menambahkan Rp 85 dalam bentuk donasi. Sehingga total belanja menjadi Rp 54.400,- Angka inilah yang disebut kasir. Pembulatannya juga bervariasi, bisa pembulatan seratus, lima ratus atau seribu rupiah. Sebenarnya ini tidak masuk kategori curang sih, karena sistem pembukuan toko pasti mencatat dengan baik transaksi ini. Yang penting pembeli meminta struk transaksinya untuk memastikan. Masalah yang kadang terjadi adalah kasir tak mau sedikit membuang energi meminta konfirmasi donasi ini kepada pembeli. Kalau memang pembulatan transaksi untuk donasinya dibawah Rp 100,- yah mau gimana lagi. Tak mungkin juga menuntut kembaliannya bukan? Tapi bagaimana kalau kembaliannya masih bisa “diselamatkan” buat ongkos parkir, misalnya. Toh donasi tak bisa dipaksakan karena itu masalah ikhlas atau tidak ikhlas.
SEKIAN DARI ANE
SUMBER 1
SUMBER 2
Terkadang Kita Bisa Tertipu Loh Dengan Struk Yang Kita Terima Sehingga Otomatis Merugikan Kita Sebagai Konsumen Atau Pembeli Untuk Mencegah Agan Tertipu Oleh Modus-Modus Struk
Mari Disimak Tulisan Ane
1.Total Belanja Yang Tidak Sesuai
Saat Menerima Struk tiba-tiba muncul barang yang tidak kita ambil,tetapi tercantum ke dalam struk belanja kita... Kecurangan seperti ini mudah terjadi pada kasir yang tidak dilengkapi dengan display mesin hitung yang menghadap ke pelanggan... Kalau ada monitor yang ikut menampilkan display tersebut, kita mudah memantau inputan harga belanja kita. Bila tidak ada, satu-satunya cara mengkonfirmasi belanja adalah dengan memeriksa kembali struk belanja kita.
2.Double Input
Setiap kali mengambil barang belanjaan dari rak toko, kita pasti menghitung dalam kepala, walaupun secara kasar beberapa kira-kira total belanja kita nantinya... Pernah ada kawan yang heran karena total harga belanjaanya melebihi perhitungan kasarnya. Setelah struk diperiksa ternyata ada item yang terinput dua kali. Bisa jadi human error ini terjadi saat kasir juga sudah mulai lelah, atau perhatiannya lagi teralih sehingga konsentrasinya sedikit buyar.Kalau harga barangnya yang terinput dobel kecil, mungkin selisihnya tidak terlalu memberatkan. Tapi bagaimana bila harga barangnya rada mahal? Jika tidak hati-hati kita bakal rugi besar pula, membayar barang yang tidak kita beli.
3.Belanja Yang Tidak Semestinya
Peluang kecurangan ini bisa terjadi kalau belanjaan kita bejibun sehingga kita jadi susah mengingat satu per satu belanjaan kita. Jadi kalau ada satu dua produk yang diselipkan ke dalam belanjaan, kita tidak mengetahuinya sampai kita mengecek ulang dafar belanja pada struk.
4.Ketahuan Ada Diskon
Seringkali kita mengetahui ternyata belanjaan kita dikenai diskon saat mengecek struk belanja. Apakah diskon tersebut berupa potongan tunai atau diskon barang seperti diskon “buy one get one free”. Jika kita tidak teliti, membiarkan struknya masuk di tempat sampah kasir dan kebetulan kasirnya itu kasir nakal, maka potongan tunai atau barang gratis tersebut bisa disalahgunakan untuk keuntungan pribadinya
5.Donasi
Beberapa toko biasa memiliki program amal dengan menggunakan recehan dari transaksi belanja pelanggannya. Misalnya total belanjaan kita sebenarnya Rp 54.315. Untuk memudahkan transaksi, angka ini biasa dibulatkan dengan menambahkan Rp 85 dalam bentuk donasi. Sehingga total belanja menjadi Rp 54.400,- Angka inilah yang disebut kasir. Pembulatannya juga bervariasi, bisa pembulatan seratus, lima ratus atau seribu rupiah. Sebenarnya ini tidak masuk kategori curang sih, karena sistem pembukuan toko pasti mencatat dengan baik transaksi ini. Yang penting pembeli meminta struk transaksinya untuk memastikan. Masalah yang kadang terjadi adalah kasir tak mau sedikit membuang energi meminta konfirmasi donasi ini kepada pembeli. Kalau memang pembulatan transaksi untuk donasinya dibawah Rp 100,- yah mau gimana lagi. Tak mungkin juga menuntut kembaliannya bukan? Tapi bagaimana kalau kembaliannya masih bisa “diselamatkan” buat ongkos parkir, misalnya. Toh donasi tak bisa dipaksakan karena itu masalah ikhlas atau tidak ikhlas.
SEKIAN DARI ANE
SUMBER 1
SUMBER 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar